Sabtu, 09 Agustus 2008

Dari Al Capone sampai Al Qaeda


FBI di usianya yang ke 100

FBI (Federal Bureau of Investigation), biro federal negara adidaya Amerika Serikat (AS), mendapatkan reputasi bagus di masa lalu karena berhasil menangkap para perampok bank terkenal seperti Bonny dan Clyde serta Al Capone. Namun pada tahun 2008 ini, setelah mencapai usianya yang ke 100, misi agensi tersebut telah mengalami perubahan.

Para penjahat nomor satu dunia saat ini tidak membawa senapan jenis Tommy gun untuk merampok bank atau menimbulkan kekacauan lainnya. Mereka lebih memilih untuk membawa pemotong kabel dan membuat bom untuk melakukan pembunuhan masal.

Sejak terjadinya peristiwa 11 September pada 2001, prioritas utama FBI adalah mencegah terjadinya serangan teroris di wilayah Amerika Serikat. Setiap harinya, mereka harus menangani ratusan kasus yang berhubungan dengan ancaman terhadap negara tersebut.

Walau beberapa kasus dapat dipecahkan dengan mudah, namun beberapa kasus lainnya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dipecahkan. Sebagai contohnya, beberapa waktu lalu, lebih dari 20 petugas lapangan menyelidiki seorang pria yang mencoba membayar tunai untuk mendapatkan latihan terbang membasmi serangga.

Hal ini menimbulkan kecurigaan pihak FBI karena beberapa orang yang telah ditahan mengungkapkan rencana menggunakan cara tersebut untuk melancarkan serangan senjata biologi di wilayah negara Paman Sam. Namun, setelah melakukan investigasi menyeluruh, para agen mendapatkan kesimpulan rencana tersebut tidak benar.

Multi Tugas

Para agen FBI adalah pekerja multi tugas yang mumpuni. Mereka terbiasa menangani beberapa kasus dalam waktu bersamaan. Scott Robinson, telah bertugas bersama regu di Newark selama empat tahun, menangani laporan target laser yang ditujukan ke pesawat terbang sambil menangani kasus kecurigaan terhadap seorang pria yang telah membeli tiket pesawat ke luar negeri dan tidak membeli tiket pulang ke AS.

“Semua tergantung pada keadaan di lapangan. Namun, bila sesuatu yang darurat terjadi, anda harus meninggalkan kasus yang sedang anda tangani,” ucap Robinson.

Selain melakukan penelitian dan wawancara, Robinson sering mencari informasi dari agensi lain di Amerika. Dalam hari-harinya, Robinson berhubungan dengan kepolisian lokal, FAA (badan pengawasan penerbangan AS), Angkatan Udara, kampus lokal, Badan Keamanan Transportasi AS, penyedia persenjataan militer, dan berbagai pihak lainnya.


Informasi juga dapat diperoleh FBI melalui berbagai sumber, seperti dari masyarakat umum, agensi federal lain, pejabat kepolisian lokal maupun negara, mitra kerja dari negara asing dan sumber-sumber intelijen yang dimiliki biro itu sendiri.

“Hal pertama yang kami lakukan adalah memprioritaskan penanganan ancaman terhadap keamanan masyarakat umum atau kejadian apapun yang dapt menimbulkan bahaya terhadap seseorang,” ungkap Gary Adler, penyelia agen istimewa dan kepala regu di Newark. Para agen dan analis yang menjadi bagian gugus tugas penanganan terorisme bekerja sama melakukan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan latar belakang.


“Dalam skenario yang lebih besar, kami harus memeriksa lebih lanjut setiap petunjuk yang didapatkan untuk memastikan semuanya terungkap, walau hanya beberapa dari petunjuk itu benar-benar berhubungan dengan aksi terorisme,” kata Roger Morrison, kepala seksi Pusat Penanganan Krisis Nasional.

FBI juga menjalankan “CT (Counterterrorism) Watch” untuk memonitor berbagai insiden yang mencurigakan dan ancaman lainnya. Hal ini dilakukan para agen dan analis 24 jam sehari.

“Bila kami sudah mendapatkan sebuah nama, maka analis intelijen akan mencari informasi tambahan terhadap nama tersebut. Mereka akan menghubungi agensi intelijen lainnya dan mencari tambahan informasi dari database yang mereka punya. Sementara itu, para agen dan spesialis langsung menangani kasus tersebut di lapangan,“ kata Paul Akman, Asisten Kepala Seksi Analisa Counterterrorism.

Semuanya telah dilakukan FBI untuk mengawasi perkembangan rencana aksi terorisme di wilayah kedaulatan Paman Sam. Mereka tentu tidak ingin kejadian 11 September yang mencoreng nama besar agensi mereka kembali terulang. [CNN.com/Stephanus Rezy Anindito]

Tidak ada komentar: