Rabu, 16 Juli 2008

Dua Bulan Piknik di RSCM demi sang Ayah



Verawati Fajrin (15) tampak ceria bercanda dengan adiknya, Sofifa Nurindah Saputri (4), ketika ditemui SP, beberapa hari lalu. Tidak terlihat rasa letih walau semalam ia telah menginap di selasar IRNA (Instalasi Rawat Inap) B bersama adik dan ibunya.
"Dingin dan banyak nyamuk sih, mas. Kalau enggak pakai lotion anti nyamuk sih enggak bakalan tahan nginep di sini," ujar anak perempuan yang dinamai sama dengan seorang legenda bulu tangkis putri Indonesia oleh orang tuanya tersebut dengan polos.
Menurut Vera, liburan sekolah kali ini dihabiskannya menunggu sang ayah, Fachrurir (45), yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) akibat komplikasi ginjal. Hal ini dilakukannya setiap hari dengan tabah.
Berdasarkan cerita ibunda Vera, Rahayu (49), mereka sekeluarga telah cukup lama menginap di RSCM. Hampir dua bulan penuh mereka menghabiskan hari-harinya di rumah sakit itu. Suaminya yang sehari-hari berprofesi sebagai supir mikrolet 03 itu mulai dirawat 19 Mei dan diperbolehkan pulang 15 Juni.
Namun, baru seminggu berada di rumah, sang suami menderita sakit lagi sehingga harus kembali dirawat di RSCM sampai sekarang.
Seperti Piknik
Untuk keperluan sehari-hari di rumah sakit, keluarga ini membawa berbagai barang dari rumah, sehingga seperti melakukan piknik di selasar IRNA B RSCM. Bantal, guling dan selimut yang belum dibereskan tampak di atas tikar yang dihamparkan. Di salah satu sudut tikar, ada beberapa kotak yang berisi pakaian ganti. Bahkan, ada juga botol galon air mineral berisi air minum mereka sekeluarga.
Kegiatan mandi dan mencuci pun dilakukan di fasilitas umum yang disediakan rumah sakit. Setelah pakaian dicuci, Rahayu biasa menjemur pakaian basah di salah satu sudut selasar yang terkena sinar matahari. "Kalau nyuci di rumah, kasihan bapaknya anak-anak kalau ada apa-apa," ungkap Rahayu.
Sedangkan untuk makanan sehari-hari, mereka membelinya di Pasar Cikini yang letaknya tidak terlalu jauh dari RSCM. Uang untuk membeli makanan didapatkan dari hasil jerih payah anak sulung keluarga ini, Gunawan Hari Saputra (20), yang kuliah di kejuruan Teknik Komputer Universitas Indonesia. Menurut Rahayu, Heri mendapatkan uang dari hasil mengerjakan proyek di kampusnya.
"Uang untuk kebutuhan sehari-hari saya dapatkan dari anak sulung saya, yang sering mengerjakan proyek di kampusnya. Sejak ayahnya sakit, ia menjadi tulang punggung keluarga kami," ucap Rahayu dengan lirih.
Selain dari anak sulungnya, Rahayu juga mendapatkan bantuan sumbangan uang dari kerabat dan para tetangga. Para tetangga ini juga yang telah bersedia menjaga rumah mereka yang terletak di Bekasi selama keluarga ini berada di rumah sakit.
Walau telah mendapat berbagai bantuan keuangan, tapi tentu saja semua itu tidak akan mencukupi biaya rumah sakit yang sangat besar. Apalagi, penyakit yang diderita suami Rahayu cukup berat. Namun, berkat adanya Jaminan Kesehatan Masyarakat, hampir seluruh biaya pengobatan ditanggung pemerintah. Hanya biaya melakukan scan sebesar Ro 500 ribu rupiah yang harus ditanggung sendiri.
"Untung saja ada Jamkesmas. Kalau tidak, keluarga yang kurang mampu seperti keluarga kami mana mampu membayar biaya rumah sakit yang besarnya jutaan rupiah," kata Rahayu.
Dia juga berharap, bantuan jamkesmas yang diterimanya akan terus berlanjut walau suaminya sudah tidak dirawat lagi di rumah sakit. Karena, menurut penuturan dokter yang menangani, sang suami harus melakukan cuci darah secara rutin setelah perwatan di rumah sakit selesai. [S Rezy Anindito]

Tidak ada komentar: